Romario, Raja Top Skor, Pemain Sepakbola Pencetak Seribu Gol
Raja Topskor, Romario
Lahir dengan nama lengkap Romario de
Souza Faria, di kota Rio de Janeiro, Brasil, pada tahun 1966 ini nantinya akan
menjadi pemain sepakbola kedua yang mampu mencetak gol sampai seribu buah. Dia dikenal sebagai penyerang finishing
thouch dengan presisi tingkat tinggi. Tak urung Romario sering menjadi top skor
di berbagai kompetisi sepakbola yang dia ikuti.
Romario, Piala Dunia 1994 |
Romario mengawali karir sebagai
pesepakbola pada usia 13 tahun dengan bergabung dengan klub Olaria, di kota
kelahirannya tepatnya pada tahun 1979. Setahun kemudian dia direkrut oleh klub
elit Vasco de Gama untuk bermain di tingkat junior. Klub tersebut dibawanya
menjadi juara sebanyak dua kali.
Ketika berusia 19 tahun karirnya mulai
menanjak, Romario di promosikan ke tim senior di Vasco de Gama di tahun 1985.
Dan di tahun itu juga Romario ditarik bergabung dengan timnas Brasil under 19
untuk mengikuti kompetisi South American Youth Championship, di Paraguay.
Timnas U19 Brasil berhasil keluar menjadi Juara, dan Romario keluar sebagai top
skor di kejuaraan tersebut. Namanya di kenal dunia ketika di olimpiade 1988 dia
menjadi top skor dengan 7 gol, sayangnya Brasil hanya meraih medali perak dikalahkan
oleh Uni Soviet dengan skor 2-1.
Selepas turnamen tersebut PSV Endhoven
merekrutnya ditahun 1988, dibawah asuhan Guus Hiddink. Kran golnya mulai
mengalir ketika bergabung di klub elit Belanda ini. Selama lima musim di
Belanda, dia berhasil menjadi 3 kali topskor di Liga Belanda, dan 2 kali
topskor di Piala Belanda. Romario berhasil
mencetak 165 gol dari 157 penampilannya bersama PSV Endhoven.
Dengan ketajamannya itu Barcelona
tertarik untuk menjadikan dia sebagai penggedor gawang lawan, dan di tahun 1993
Romario pindah ke Barcelona. Diklub yang di asuh oleh Johan Cruyff, dia
bergabung dengan bintang-bintang dunia seperti Hristo Stoichkov, José Mari
Bakero, Pep Guardiola, Michael Laudrup dan Ronald Koeman. Barcelona ketika itu
di juluki The Dream Team. Romario langsung
membantu Barcelona menjadi juara La Liga di musim 1993-1994, dan dia langsung
pula menjadi topskor dengan 30 gol dari 33 penampilannya. Di tahun yang sama, tragedi
terjadi ketika di final Liga Champion, the
dream team Barcelona, yang sangat diunggulkan, secara mengejutkan kalah
dengan skor telak 0-4 oleh AC Milan.
Memasuki usia 30 tahun dia keluar dari
Barcelona dan balik ke negeri asalnya untuk membela klub Flamengo. Dan Romario sejak
itu kerab berganti-ganti klub mulai dari Flamengo, Valencia, Vasco de Gama,
Flumenese, Al Sad, Miami FC, Adelaid United dan terakhir America RJ. Biarpun berusia
senja produktifitas golnya tetap tinggi.
Berikut adalah daftar topSkor Romario :
- U-20 South American Championship: 1985
- Campeonato Carioca: 1986, 1987, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000
- Seoul Summer Olympics top scorer: 1988
- Eredivisie League: 1998-89, 1989–1990, 1990–91
- KNVB Cup: 1988–89, 1989–90
- UEFA Champions League: 1989–90, 1992–93
- La Liga : 1993–94
- Rio-São Paulo Tournament: 1997, 2000
- Brazilian Cup: 1998, 1999
- Copa Mercosur: 1999, 2000
- Brazilian league: 2000, 2001, 2005
- FIFA Club World Cup : 2000
- Prêmio Craque do Brasileirão : 2005
- USL 1st: 2006
Piala Dunia 1994, Amerika Serikat
Puncak karir Romario ketika membela
timnas Brasil di Piala Dunia 1994, di depan berduet dengan Bebeto menjadi juara dunia dengan mengalahkan Italia
yang di perkuat Roberto Baggio lewat adu pinalti dan di turnamen tersebut dia
berhasil menjadi Pemain Terbaik Dunia FIFA.
Peristiwa tersebut menimbulkan gelombang kemarahan masyarakat Brasil, dan mereka menyerukan kepada Parreira untuk memanggil Romario kembali masuk di timnas. Dengan desakan yang sangat keras itu akhirnya pelatih Parreira memanggil kembali Romario untuk melawan Uruguay di stadion Maracana. Dan hebatnya Romario langsung bisa membawa timnasnya menggasak Uruguay dan dia turut mencetak gol ke dua. Sampai Parreira mengucapkan, “Tuhan telah mengutus Romario ke Maracana”.
Sekian, dan Terima kasih
No comments
Post a Comment