Apakah Gaya Sepak bola Joga Bonito, Cara Yang Efektif Untuk Juara ?
Sepak Bola Adalah Permainan Yang Indah
Kata Joga Bonito dalam bahasa Portugis
berarti Permainan Indah. Kata Joga Bonito dalam sepakbola di populerkan oleh
legenda sepak bola asal Brasil, Pele, pada tahun 1977 dalam otobiografinya.
Pada jaman dulu pengusung gaya permainan Joga Bonito itu kentara pada tim
nasional Brasil dan Belanda. Mereka dulu setia memamerkan gaya sepakbola indah
sehingga membuat suporter seakan tersihir dengan pola permainan yang mereka
peragakan diatas lapangan.
Permainan Indah Dalam Sepakbola |
Gaya Joga Bonito dalam sepakbola mempunyai moto “bermain dari
hati”. Menunjukan sisi permainan yang cair, kreatif, kejujuran, keindahan serta kegembiraan dalam sebuah pertandingan sepakbola. Ada
yang bilang dengan bermain indah anda akan merebut hati penggemar, tetapi belum
tentu bisa merebut tropi juara. Tetapi pertanyaannya apakah
gaya tersebut efektif menjadikan tim sepakbola bisa menjadi juara?
Menang Dan Juara Adalah Segalanya
“Bermain jelek asal menang lebih bagus
daripada bermain cantik tetapi kalah”. Ungkapan
pragmatis seperti itu sekarang telah melanda di sebagian besar pemain dan
pelatih sepakbola. Dikala sepakbola sudah menjadi sebuah industri, juara adalah
parameter satu-satunya untuk eksis. Para produk besar akan memilih tim yang
sering juara, tidak peduli bagaimana gaya bermain dilapangannya. Ungkapan diatas
memang sebuah pragmatisme yang terjadi dalam era kapitalis sekarang.
Bahkan lebih parahnya pelaku Joga Bonito
sekarang sudah putus asa, dan mulai meninggalkan gaya permainan indah dalam
sepakbola. Yang di kejar adalah bermain efektif untuk bisa memenangkan
pertandingan. Brasil misalnya, ketika di latih oleh Dunga, di turnamen Copa
America tahun 2006, menerapkan gaya bermain pragmatis (baca efektif) dan memang
akhirnya Brasil menjadi juara di turnamen itu. Gaya bermain Brasil-nya Dunga
mendapat kritik keras dari masyarakat disana, karena gen Brasil nya telah hilang. Jawaban Dunga kala itu, Joga Bonito
tidak bisa memenangkan juara, bahkan dia bertanya balik, berapa piala yang bisa
di dapatkan dengan memainkan Joga Bonito?
Ronaldinho dan Ronaldo (Brasil) Pelaku Joga Bonito |
Belanda sebagai pengusung permainan indah di Eropa, juga
mulai frustasi karena tidak kunjung mendapatkan gelar. Pada Piala
Dunia tahun 2010, di Afrika Selatan, tim nasional Belanda dibawah Pelatih Bert van Marwijk,
mereformasi gaya permainan Belanda, dengan meninggalkan gaya total football diganti
dengan memakai gaya permainan yang efektif (baca: pragmatis). Dengan bermain
efektif dan cenderung kasar, tim nasional Belanda-nya Bert van Marwijk bisa mencapai babak final Piala Dunia, sebelum di kalahkan oleh
Spanyol dengan skor 0-1.
Pada saat itu seakan gen Belanda hilang dari turnamen empat tahunan tersebut.
Pada saat itu seakan gen Belanda hilang dari turnamen empat tahunan tersebut.
Pada masa sekarang ini masih ada pelatih
yang percaya pada gaya Joga Bonito, seperti Frank Rijkaard, Pep
Guardiola yang sukses menerapkannya pada klub Barcelona. Juga ada pelatih dari Argentina,
Jose Pekerman, yang pada Piala Dunia 2006 memamerkan gaya Joga Bonito. Kepada
merekalah mungkin para penikmat bola tinggal berharap keindahan sepakbola tidak
berkurang.
Mereka ini kudu berhadapan dengan para pelatih yang
berprinsip pragmatis seperti Jose Mourinho, Fabio Capello dan lainnya yang
lebih mengutamakan sebuah kemenangan atau juara daripada mutu sebuah pertandingan sepakbola. Keep Calm and Joga Bonito, adalah tempatnya para seniman sepakbola yang berkualitas tinggi.
No comments
Post a Comment